maharah Kalam (kemampuan berbicara)

Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mempu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun entu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktifitas-aktifitas latihan yang memadai yang mendukung. Aktifitas-aktifitas seperti bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan bahasa yang mengarahkan para pelajar ke arah sana. Subyakto-Nababan membagi aktifitas ini kedalam dua kategori, yaitu prakomunikatif dan komunikatif.
1. Latihan prakomunikatif
Latihan prakomunikatif tidak berarti bahwa latihan-latihan yang dilakukan belum komunikatif, tetapi dimaksudkan membekali para pelajar kemampuan-kemampuan dasar dalam berbicara yang sangat diperlukan ketika terjun di lapangan, seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah, mimik muka dan sebagainya. Pada tahap ini keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak, karena tentu saja setiap unsur kemampuan yang diajarkan perlu diberi contoh.
Cara yang sudah lazim dilakukan adalah merangkaikann latihan menyimak dengan berbicara, sebab keduanya berkaitan. Sebagaimana dalam latihan menyimak, maka latihan yang sangat mendasar dan dikenalkan terlebih dahulu dalam berbicara adalah membedakan bunyi unsur-unsur kata (fonem), terutama bunyi-bunyi yang kelihatannya sama tetapi berbeda. Misalnya sa (س) dengan tsa (ث) dan juga sya (ش). Pengenalan bunyi ini sangat penting terutama bagi pemula. Pembimbing yang ideal dalam hal ini adalah penutur asli ( al-nathiq al-ashli), tetapi jika tidak ada bisa diganti dengan kaset yang dibuat di laboratorium.
Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan dalam latihan pra-komunikatif, antara lain : dialog (al-hiwar), praktek pola (tathbiq al-namudzaj), dan karangan lisan (al-tarkib al-syafawi), dramatisasi tindakan (al-tamtsil al-suluki).
2. Latihan komunikatif
Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan kepada mereka mengembangkan kemampuan sendiri. Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara daripada guru. Sedangkan penyajian latihan diberikan secara bertahap, dan dianjurkan agar materi latihan dipilih sesuai dengan kondisi kelas. Beberapa aktifitas yang memungkinkan di lakukan dalam latihan komunikatif secara bertahap adalah sebagai berikut ;
a. Percakapan kelompok (al-hiwar al-jama’i)
Dalam satu kelas para pelajar dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai kebutuhan. Setiap kelompok diberi judul cerita yang sederhana.
b. Bermain peran (al-tamtsil)
Pada aktifitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus dilakukan oleh para pelajar. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa para pelajar.
c. Praktek ungkapan sosial (tathbiq al-tabirat al-ijtima’iyyah)
Ungkapan sosial maksudnya adalah priaku-prilaku sosial saat berkomunikasi yang diungkapkan secara lisan, misalnya memberi hormat, mengungkapkan rasa kagum, gembira, ucapan perpisahan, dan lain-lain.
d. Praktek lapangan (al-mumarasah fi al-mujtama’)
Praktik lapangan disini adaah bercakap-cakap dengan penutur asli bahasa Arab di luar kelas.[1]
Comments
Post a Comment